Kantongi Rp 304 Miliar, Bos AstraZeneca Jadi CEO

Bos AstraZeneca Raih Rp 304 Miliar Untuk Menjadi CEO dengan Gaji Tertinggi di Inggris | berkah pandemi?

bos-astrazeneca-jadi-ceo

Wabah virus corona atau Covid-19 yang melanda dunia memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor ekonomi, termasuk perusahaan-perusahaan besar.

Alasannya: Upaya menghambat penyebaran Covid-19 juga secara fundamental menghambat kegiatan ekonomi sehingga mengurangi produksi dan pendapatan.

Maka tak heran, sejak pandemi mulai merebak, sudah banyak pimpinan perusahaan besar yang gajinya dipotong atau diturunkan.

Namun yang menarik, ternyata hal tersebut tidak berdampak pada CEO AstraZeneca, Pascal Soriot. Alih-alih melihat pemotongan gaji, Soriot menerima kenaikan gaji.

Sebagai pimpinan produsen vaksin Covid-19, situasi pandemi sebenarnya telah membawa berkah tersendiri bagi Soriot.

Bagaimana tidak, ia baru saja tercatat sebagai pimpinan perusahaan dengan bayaran tertinggi di Inggris pada tahun 2020.

Seperti diberitakan Reuters, Jumat (20/8/2021), Soriot diketahui menerima gaji sebesar 15,45 juta poundsterling atau setara dengan Rp 304 miliar.

Situasi Soriot tampaknya sangat kontras dengan gaji para pemimpin perusahaan lain di Inggris, di mana FTSE 100 memotong gaji bos besar lainnya rata-rata 17 persen.

Artinya, uang saku Soriot cukup tinggi dibandingkan rata-rata gaji CEO di indeks saham terkemuka Inggris itu sebesar £2,69 juta atau sekitar Rp52,9 miliar.

Bahkan jika melihat data tahun 2019, rata-rata gaji CEO di indeks saham terkemuka Inggris itu turun sebanyak £3,25 juta.

Menghadapi situasi ini, para pemegang saham memang telah meminta agar para bos ikut ambil bagian dalam kesulitan perusahaan selama tahun-tahun sulit ini.

Selain itu, kebijakan penguncian yang diberlakukan oleh banyak negara lain membuat pendapatan perusahaan tertinggal secara dramatis.

Melihat situasi saat ini, jumlah perusahaan yang membayar bonus karyawannya juga turun menjadi 64%.

Padahal, perusahaan yang membayarkan bonus pada 2019 sekitar 89%.

Selain itu, jumlah perusahaan yang membayar insentif jangka panjang berdasarkan kinerja 3-5 tahun terakhir juga turun menjadi 77%, setelah 82% di tahun sebelumnya.

“Gaji CEO yang tinggi menunjukkan kesenjangan besar antara kaya dan miskin di Inggris,” kata Luke Hildyard, direktur High Pay Center.

“Di sisi lain, dukungan pemerintah untuk bisnis mungkin lebih penting untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan terbesar di Inggris daripada keputusan eksekutif mereka.”

Sebagai perbandingan, gaji CEO Experian Brian Cassin adalah £10,3 juta. Sedangkan Albert Manifold menerima gaji sebesar £9,92 juta dari CRH.

Lalu ada CEO Reckitt Benckiser Laxman Narasimhan yang digaji £9,24 juta. Rob Perins dari Berkeley juga menerima gaji yang cukup besar sebesar £8,03 juta.

Laporan High Pay Center juga menunjukkan bahwa rata-rata gaji CEO adalah 86 kali upah rata-rata pekerja kerah biru di Inggris.

Sumber :